Jumat, 23 Januari 2009

Suryo Pasang Target Ganda




M Gibran, Kontributor INILAH.COM
Suryo Agung Wibowo
(istimewa)




INILAH.COM, Jakarta – Sprinter Suryo Agung Wibowo tampil untuk pertama kalinya di Olimpiade. Dia memasang target ganda: lolos ke semifinal dan mematahkan rekor Mardi Lestari. Mampukah dia mewujudkan impiannya di Beijing?

Bagi publik Indonesia, Olimpiade 1984 di Los Angeles tak hanya diingat karena lagu resminya, All Night Long mencapai puncak popularitas. Lebih dari itu, pesta olahraga empat tahunan itu diingat karena itulah pertama kalinya putra terbaik Indonesia tampil di semifinal nomor 100 m Olimpiade.

Saat itu, seorang anak muda dari Banyumas, Purnomo Muhammad Yudhi unjuk gigi. Dia menerobos semifinal Olimpiade. Dia satu-satunya sprinter Asia yang menembus 16 besar. Lainnya? Nama-nama mentereng; Carl Lewis hingga Calvin Smith.

Purnomo saat itu memang sedang bersinar. Setahun sebelum Olimpiade, dia mematahkan rekor berusia 21 tahun milik Mohammad Sarengat. Dia berlari dengan waktu 10,39 detik, hanya 0,01 detik lebih cepat dari catatan Sarengat yang dibukukan di Asian Games 1962.

Empat tahun berikutnya, Mardi Lestari yang mengulanginya. Dia juga menembus semifinal Olimpiade 1988 di Seoul. Catatan waktunya 10,32 detik. Lebih baik dari catatan waktu Purnomo di Los Angeles. Tapi, Mardi juga tak bisa apa-apa ketika berhadapan dengan raksasa Ben Johnson dan Carl Lewis.

Mardi, anak muda asal Binjai, Sumatera Utara, pernah mengukuhkan dirinya sebagai pelari tercepat Asia. Dia sempat menyelesaikan jarak 100 meter itu dalam waktu hanya 10,20 detik.

Setelah dua dasawarsa tenggelam, kini Indonesia kembali mengikutsertakan sprinter ke Olimpiade. Tiket itu dipegang Suryo Agung Wibowo, anak muda Solo yang kini jadi pelari jarak pendek terbaik di Tanah Air. Jika Mardi pernah jadi yang tercepat di Asia, Suryo tercepat di Asia Tenggara.

"Tampil di Olimpiade merupakan impian semua atlet, termasuk saya. Saya akan bangga bisa bersanding dengan pemegang rekor dunia, Usain Bolt dari Jamaika," ujarnya di Jakarta.

Suryo memang tak bisa bermimpi terlalu jauh. Tak bisa berangan-angan bisa pulang membawa medali emas. Hanya keajaiban yang bisa membawanya mengalahkan sprinter-sprinter papan atas dunia.

Tapi, bukan berarti dia tak memasang target di Olimpiade yang hari ini resmi dibuka di Beijing. "Target saya mencapai babak semi final dan juga memecahkan rekor nasional atas nama saya sendiri," lanjut Suryo.

Suryo memegang rekor nasional dengan catatan waktu 10,25 detik. Rekor ini dibuatnya di SEA Games XXIV/2007 di Nakhon Rachasima, Thailand, tahun lalu.

Mungkinkah menembus semifinal? Mungkin saja! Untuk melaju ke semifinal, menurut Sekjen PB Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), ada empat heat yang harus dilewati Suryo.

"Suryo, menurut saya, tidak perlu ngotot di babak awal. Kalau langsung tancap gas, bisa-bisa tubuhnya akan kaku. Ini akan fatal untuk babak berikutnya," ujarnya.

Catatan waktu terbaik Suryo, 10,25 detik, memang masih jauh bila dibandingkan sprinter-sprinter papan atas dunia. Tapi, bukan berarti tak ada celah yang bisa ditembus.

"Sekarang ini banyak pelari dunia yang bisa mencapai 9 detik. Tapi mereka juga akan tampil santai di babak penyisihan lalu mereka akan memaksimalkan tenaganya di final," jelasnya. Itulah yang mesti dimanfaatkan Suryo.

Suryo bukan satu-satunya atlet atletik Indonesia yang berlomba di Beijing. Ada pula atlet putri Dedeh Herawati yang tampil di nomor lari gawang 100 meter. Dibanding Suryo, peluang Dedeh justru lebih sulit. Tapi dia tak pesimistis. “Kalau ada kemauan, pasti bisa," ujarnya. [I4]

Sumber : inilah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar